0
mentarinews.co.id -- Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi Otonom (ortom) Persyarikatan yang basis massanya adalah Pelajar. Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang biasa disingkat dengan IPM ini tidak sama dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).


Perbedaan paling mendasar di antara keduanya adalah jika OSIS hanya berada pada lingkup 1 (satu) sekolah, maka IPM memiliki jaringan dan ruang lingkup yang lebih luas, yakni skala Nasional. IPM terdiri atas beberapa tingkatan, yakni:
  • Pimpinan Ranting (PR): Setingkat Sekolah/Pesantren/Masjid/Kelurahan
  • Pimpinan Cabang (PC): Setingkat Kecamatan, yang merupakan gabungan dari PR (minim 3 PR)
  • Pimpinan Daerah (PD): Setingkat Kabupaten/Kota, yang merupakan gabungan dari PC (minim 3 PC)
  • Pimpinan Wilayah (PW): Setingkat Provinsi, yang merupakan gabungan dari PD (minim 3 PD)
  • Pimpinan Pusat (PP): Tingkat Nasional
Dengan tetap memperhatikan kepribadian-nya sebagai pedoman dan pegangan bagi gerak IPM menuju cita-cita terwujudnya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil, maka IPM menggelontorkan strategi baru, yakni Gerakan Pelajar Kreatif guna melengkapi dan melanjutkan Gerakan Pelajar Kritis-transformatif. 
Kita sebagai pelajar harus mampu membaca arus perkembangan zaman yang tidak lagi kolot dan datar seperti masa-masa sebelumnya, melainkan lebih dinamis dan menomorsatukan kreativitas. Bahkan tidak jarang hal-hal yang nyeleneh, aneh lagi lebay dianggap keren dengan alasan "ini kreativitas". 

Akan tetapi, Gerakan Pelajar Kreatif yang diusung oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah bukanlah kreatif asal-asalan yang hanya mengedepankan slogan "yang penting laku", melainkan kreativitas berdaya ubah dengan tetap mengaplikasikan Gerakan Pelajar Kritis-transformatif.
Mengapa Sturktur Vertikal IPM seperti Pemerintahan?
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah Organisasi Pelajar yang sudah diakui oleh Asia Tenggara, ini dibuktikan dari mendapatkan penghargaan ASEAN TAYO untuk keempat kalinya di tahun 2014 ini. Selain itu IPM adalah Gerakan Pelajar yang bersifat nasional, ini berbeda jika kita mau bandingkan dengan  OSIS karena jika OSIS adalah hanya Organisasi Siswa yang di dalam sekolah saja. 
Fungsi dari struktur IPM yang jika kita tilik secara vertikal seperti Pemerintahan NKRI, ini dikarenakan diharapkan gerakan IPM akan semakin solid dan bisa satu seirama. Gambaran gampangnya seperti ini...
1. Muktamar - Pimpinan Pusat
a. Pelaksanaan
Bulan November di tahun ini IPM akan melaksanakan Muktamar di Jakarta
b. Sifat
Muktamar adalah permuswaratan "ala" Keluarga Persyarikatan di tingkat Nasional atau Personalia IPM se- Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
c. Pesertanya
Jadi di pelaksanaan Muktamar IPM, akan bertemu seluruh Personalia Pimpinan IPM baik dari utusan Pimpinan Daerah, utusan Pimpinan Wilayah, dan seluruh Personalia Pimpinan Pusat.
 d. Pembahasannya
Mereka akan membahas gerakan IPM secara nasional, di Muktamar inilah nasib dan arah gerakan IPM ke depan, selain itu di Muktamar juga membahas tentang permasalahan organisasi (misalkan LPJ dan Pemilihan Ketua Umum PP IPM)

2. Musyawarah Wilayah (Musywil) - Pimpinan Wilayah
a. Pelaksanaan
Setelah pelaksanaan Muktamar berakhir, giliran berikutnya pelaksanaan Musyawarah Wilayah dimana Pimpinan Wilayah yang menjadi pelaksananya. 
b. Sifat
Di Musyawarah Wilayah ini adalah waktu atau momen bertemunya semua Personalia Pimpinan IPM di satu provinsi
c. Peserta 
Terdiri dari utusan Pimpinan Cabang, utusan Pimpinan Daerah, dan seluruh Personalia Pimpinan Wilayah.
d. Yang dibahas
Di Musyawarah Wilayah ini yang dibahas adalah hampir sama dengan pelaksanaan Muktamar, hanya bedanya adalah kalau di Muktamar yang dibahas adalah Gerakan IPM secara Nasional (se- NKRI), kalau di Musyawarah Wilayah adalah Gerakan IPM se Provinsi. 
e. Sumber Pembahasannya
Sumber pembahasannya adalah dari hasil dari Muktamar yang biasa kita sebut dengan TANFIDZ MUKTAMAR. Ini yang kita pegang. Selain membahas tentang itu, biasanya di Musyawarah Wilayah juga membahas LPJ dari PW IPM selama satu periode, serta pemilihan Ketua Umum dan Formatur

3. Musyawarah Daerah (Musyda) - Pimpinan Daerah
a. Pelaksanaan
Beberapa bulan setelah pelaksanaan Musyawarah Wilayah yang dimana pelaksanaan permusyawaratan tertinggi di IPM tingkat provinsi, lalu berikutnya giliran Pimpinan Daerah yang melaksanakan permusyawaratan tertingginya yakni namanya adalah Musyawarah Daerah atau sering kita sebut dengan MUSYDA. 
b. Sifat
Momen waktunya untuk berkumpul seluruh IPM se- Kabupaten
c. Peserta 
Seluruh personalia IPM se- Kabupaten yang terdiri dari utusan Personalia Pimpinan Ranting, utusan Personalia Pimpinan Cabang, dan seluruh Personalia Pimpinan Daearh. 
d. Yang Dibahas
Pembahasannya hampir sama dengan Muswarah Wilayah yang berbeda adalah materinya
e. Sumber Pembahasannya
Materi dari Musyda diambil dari hasil keputusan Musyawarah Wilayah yang terkumpul jadi satu bernama TANFIDZ MUSYWIL.

4. Musyawarah Cabang (Musycab) - Pimpinan Cabang
a. Pelaksanaan 
Beberapa bulan setelah berakhirnya Musyawarah Daerah maka giliran Pimpinan Cabang yang melaksanakan pelaksanaan permsuyawaraatan. 
b. Sifat
Momen waktunya untuk berkumpul seluruh IPM se- Kecamatan
c. Peserta
Terdiri dari Seluruh IPM se- Cabang, yang terdiri dari Utusan Personalia dari Pimpinan Ranting dan seluruh Personalia Pimpinan Cabang
d. Yang Dibahas
Pembahasannya hampir sama dengan Musyawarah Daerah yang berbeda adalah materinya
e. Sumber Pembahasannya
Materi dari Musycab diambil dari hasil keputusan Musyawarah Daerah yang terkumpul jadi satu yang biasa kita namakan dengan TANFIDZ MUSYDA

5. Musyawarah Ranting (Musyrant) - Pimpinan Ranting
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan Musywarah Ranting adalah beberapa bulan setelah pelaksanaan dari Musycab
b. Sifat
Momen waktunya berkumpul seluruh anggota IPM se- Sekolah, Pondok Pesantren, Remaja Masjid ataupun Kelurahan
c. Peserta
Seluruh IPM se- Ranting, yang terdiri dari perwakilan dari kelas (dusun / rt) dan seluruh Personalia Pimpinan Ranting
d. Yang Dibahas
Pembahasannya hampir sama dengan Musyawarah Cabang yang berbeda adalah materinya
e. Sumber Pembahasan Materi
Materi dari Musyran diambil dari hasil keputusan Musyawarah Cabang yang terkumpul jadi satu yang biasa kita namakan dengan TANFIDZ MUSCAB

Yang Biasa Terjadi Kesalahan (Miss- Komunikasi)
  1. Yang paling sering terjadi kesalahannya (miss-komunikasi) biasanya pada Materi Pembahasannya, sering terlambatnya Pimpinan IPM baik PP, PW, PD, PC membuat atau menerbitkan TANFIDZ Permusyawaratan 
  2. Para Peserta Permusyawaratan (Personalia IPM) terutama untuk tingkat nasional biasanya lebih semangat membahas tentang pemilihan Ketua Umum IPMnya daripada isi materi yang akan dibahas. Ini yang perlu kita ubah.
  3. Untuk jajaran IPM Ranting biasanya adanya misscomunnication antara Personalia PD/PC dengan PR ataupun PD/PC dengan Pembina PR IPM ataupun PR dengan Pembina IPM

 Penulis: 
Immawan Muhammad Arif
(Ketua Umum PD IPM Gunungkidul 2012-2013)

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top