mentarinews.co.id -- Jayapura (4/11), Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) Islam bisa inklusif atau menerima mahasiswa non
agama Islam. Hal itu sebagai bentuk akomodasi lingkungan sekaligus
pengakuan pluralitas kebangsaan.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Prof Dr Edy Suandi Hamid menyaksikan PTS di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mayoritas mahasiswa beragama Kristen. "Saya perhatikan PTS Islam inklusif strategis posisinya dalam pemahaman pluralisme budaya dan agama di Indonesia," kata dia, Sabtu (1/11).
Mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengungkapkan pengalamannya berkunjung dan menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura.
Pada acara Wisuda di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Muhammadiyah Jayapura yang diadakan di Gedung Pertemuan Walikota Jayapura, Edy Suandi Hamid menyaksikan sebanyak 146 wisudawan, 126 orang atau 86,3 persen beragama Kristen/Katolik dan hanya 20 orang atau 13,7 persen wisudawan yang beragama Islam.
Perguruan Muhammadiyah tersebut, menurut dia, tidak hanya bagi komunitas muslim, melainkan juga umat lainnya. "Ini menunjukkan sifat inklusivitas Muhammadiyah yang merupakan ormas berbasis Islam. Misi Stikom Muhammadiyah harus terus dilanjutkan dan dikembangkan, juga bisa ditiru oleh ormas-ormas lain yang mempunyai lembaga pendidikan di tanah air ini," ujarnya.
Menyinggung kualitas lulusan PT, dia menyatakan prihatin dengan kenyataan jumlah sarjana semakin meningkat, dan keistimewaan mereka semakin berkurang. Dampaknya pengangguran intelektual saat ini mencapai 600 ribu orang.
Kondisi ini menjadi tantangan PT di seluruh Indonesia untuk meluluskan sarjana yang berkualitas dan mampu bersaing dalam berbagai profesi. (sp)
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Prof Dr Edy Suandi Hamid menyaksikan PTS di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mayoritas mahasiswa beragama Kristen. "Saya perhatikan PTS Islam inklusif strategis posisinya dalam pemahaman pluralisme budaya dan agama di Indonesia," kata dia, Sabtu (1/11).
Mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengungkapkan pengalamannya berkunjung dan menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura.
Pada acara Wisuda di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Muhammadiyah Jayapura yang diadakan di Gedung Pertemuan Walikota Jayapura, Edy Suandi Hamid menyaksikan sebanyak 146 wisudawan, 126 orang atau 86,3 persen beragama Kristen/Katolik dan hanya 20 orang atau 13,7 persen wisudawan yang beragama Islam.
Perguruan Muhammadiyah tersebut, menurut dia, tidak hanya bagi komunitas muslim, melainkan juga umat lainnya. "Ini menunjukkan sifat inklusivitas Muhammadiyah yang merupakan ormas berbasis Islam. Misi Stikom Muhammadiyah harus terus dilanjutkan dan dikembangkan, juga bisa ditiru oleh ormas-ormas lain yang mempunyai lembaga pendidikan di tanah air ini," ujarnya.
Menyinggung kualitas lulusan PT, dia menyatakan prihatin dengan kenyataan jumlah sarjana semakin meningkat, dan keistimewaan mereka semakin berkurang. Dampaknya pengangguran intelektual saat ini mencapai 600 ribu orang.
Kondisi ini menjadi tantangan PT di seluruh Indonesia untuk meluluskan sarjana yang berkualitas dan mampu bersaing dalam berbagai profesi. (sp)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.