mentarinews.co.id -- Syirik adalah dosa yang paling besar dan tidak terampuni kecuali dengan taubat kepada Allah ta’ala
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisa : 48].
Syirik adalah engkau menjadikan adanya sekutu bagi Allah ta’ala padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Engkau beribadah kepada-Nya dan juga beribadah kepada selain-Nya, seperti beribadah (menyembah) kepada batu, manusia, matahari, bulan, nabi, syaikh, jin, bintang, malaikat, dan lain sebagainya.
Syirik bisa terjadi dalam tiga hal:
- Berpendapat bahwa alam semesta terjadi dengan sendirinya, tanpa ciptaan al-Kholiq,
- Meyakini ada dzat selain Allah ta’ala yang mampu memberikan manfaat atau mendatangkan mudhorot,
- Meyakini ada dzat selain Allah ta’ala yang mampu melindungi manusia dari marabahaya atau mengeluarkan mereka dari kesulitan.
- Berdoa atau memohon kepada selain Allah ta’ala.
- Sujud kepada selain Allah ta’ala.
- Memakai jimat-jimat dengan keyakinan bahwa ia sanggup menolak bencana.
- Meyakini ada seorang makhluk yang memiliki sifat-sifat seperti Allah ta’ala.
- Memberikan nama untuk sesuatu (misalnya berhala) dengan nama-nama Allah ta’ala.
Para Ulama telah membagi kesyirikan menjadi dua, yaitu syirik besar (akbar) dan syirik kecil (asghar). Syirik besar adalah seorang yang mengadakan tandingan bagi Allah Ta’ala dalam perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ was shifat. Adapun syirik kecil adalah semua perkara haram yang bisa menjadi sarana (wasilah) atau pengantar (dzari’ah) kepada syirik besar dan terdapat dalil penamaan syirik terhadapnya.
Apa itu Syirik Kecil ?
Syirik kecil adalah semua bentuk perkataan maupun perbuatan yang bisa mengantarkan kepada syirik besar, seperti ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagungkan makhluq yang tidak sampai beribadah kepadanya, bersumpah dengan nama selain Allah, riya’ yang ringan dan yang semisalnya.”
Syirik jenis ini bisa Zhahir (nyata), misalnya berupa ucapan, seperti tercermin dalam beberapa sabda nabi saw,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik.” (HR. Abu Daud )
Syirik jenis ini juga bisa berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Disamping ada bentuk syirik kecil yang nampak ada juga bentuk yang tidak nampak (Khafi/tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
Bahaya Syirik Kecil
Di antara bahaya dari syirik ini adalah bahwa ia menodai kemurnian aqidah dan peribadatan seseorang kepada Allah ta’ala. Keyakinan seorang hamba menjadi kotor, ibadahnya tidak murni karena atau untuk Allah ta’ala semata, meskipun pelakunya tidak dinyatakan telah keluar dari agama.
Syirik ini juga merusak amal yang tercampur dengannya. Dari Abu Hurairah ra marfu’: Allah berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (HR. Muslim).
Tidak diragukan bahwa hal ini membahayakan pelakunya, bagaimana tidak?! sementara amalan yang ia lakukan yang dicampuri oleh syirik ini ia tidak dipedulikan oleh Allah ta’ala, ia beramal namun sia-sia belaka. Disamping itu, sesungguhnya syirik kecil adalah termasuk dosa besar yang terbesar yang tentu berbahaya bagi pelakunya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
Dari Anas bin Malik, dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dosa besar yang paling besar, yaitu: menyekutukan Allah, membunuh jiwa, durhaka kepada kedua orangtua, dan ucapan dusta (atau beliau bersabda) persaksian dusta.” (HR. al-Bukhari, no. 6871).
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisa : 48].
Syirik adalah engkau menjadikan adanya sekutu bagi Allah ta’ala padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Engkau beribadah kepada-Nya dan juga beribadah kepada selain-Nya, seperti beribadah (menyembah) kepada batu, manusia, matahari, bulan, nabi, syaikh, jin, bintang, malaikat, dan lain sebagainya.
Syirik bisa terjadi dalam tiga hal:
1. Dalam Rububiyah.
Contoh :- Berpendapat bahwa alam semesta terjadi dengan sendirinya, tanpa ciptaan al-Kholiq,
- Meyakini ada dzat selain Allah ta’ala yang mampu memberikan manfaat atau mendatangkan mudhorot,
- Meyakini ada dzat selain Allah ta’ala yang mampu melindungi manusia dari marabahaya atau mengeluarkan mereka dari kesulitan.
2. Dalam Uluhiyah.
Contoh syirik dalam uluhiyah:- Berdoa atau memohon kepada selain Allah ta’ala.
- Sujud kepada selain Allah ta’ala.
- Memakai jimat-jimat dengan keyakinan bahwa ia sanggup menolak bencana.
3. Dalam Asma wa Shifat.
Contoh syirik dalam asma wa shifat:- Meyakini ada seorang makhluk yang memiliki sifat-sifat seperti Allah ta’ala.
- Memberikan nama untuk sesuatu (misalnya berhala) dengan nama-nama Allah ta’ala.
Para Ulama telah membagi kesyirikan menjadi dua, yaitu syirik besar (akbar) dan syirik kecil (asghar). Syirik besar adalah seorang yang mengadakan tandingan bagi Allah Ta’ala dalam perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ was shifat. Adapun syirik kecil adalah semua perkara haram yang bisa menjadi sarana (wasilah) atau pengantar (dzari’ah) kepada syirik besar dan terdapat dalil penamaan syirik terhadapnya.
Apa itu Syirik Kecil ?
Syirik kecil adalah semua bentuk perkataan maupun perbuatan yang bisa mengantarkan kepada syirik besar, seperti ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagungkan makhluq yang tidak sampai beribadah kepadanya, bersumpah dengan nama selain Allah, riya’ yang ringan dan yang semisalnya.”
Syirik jenis ini bisa Zhahir (nyata), misalnya berupa ucapan, seperti tercermin dalam beberapa sabda nabi saw,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik.” (HR. Abu Daud )
Syirik jenis ini juga bisa berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Disamping ada bentuk syirik kecil yang nampak ada juga bentuk yang tidak nampak (Khafi/tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
Bahaya Syirik Kecil
Di antara bahaya dari syirik ini adalah bahwa ia menodai kemurnian aqidah dan peribadatan seseorang kepada Allah ta’ala. Keyakinan seorang hamba menjadi kotor, ibadahnya tidak murni karena atau untuk Allah ta’ala semata, meskipun pelakunya tidak dinyatakan telah keluar dari agama.
Syirik ini juga merusak amal yang tercampur dengannya. Dari Abu Hurairah ra marfu’: Allah berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (HR. Muslim).
Tidak diragukan bahwa hal ini membahayakan pelakunya, bagaimana tidak?! sementara amalan yang ia lakukan yang dicampuri oleh syirik ini ia tidak dipedulikan oleh Allah ta’ala, ia beramal namun sia-sia belaka. Disamping itu, sesungguhnya syirik kecil adalah termasuk dosa besar yang terbesar yang tentu berbahaya bagi pelakunya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
Dari Anas bin Malik, dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dosa besar yang paling besar, yaitu: menyekutukan Allah, membunuh jiwa, durhaka kepada kedua orangtua, dan ucapan dusta (atau beliau bersabda) persaksian dusta.” (HR. al-Bukhari, no. 6871).
Penulis:
H. Untung Santoso (Wakil Ketua PDM Gunungkidul)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.