mentarinews.co.id -- Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah subhanahu wata’ala, seperti berdoa kepada selain Allah subhanahu wata’ala atau mendekatkan diri kepadanya dengan menyembelih kurban dan nadzar untuk selain Allah subhanahu wata’ala, baik untuk kuburan, jin dan setan.
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18).
Diantara syirik-syirik besar ialah:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo`a kepada Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah”. (QS. Al-`Ankabuut : 65)
Allah Tabaaraka wa Ta`ala mengkabarkan bahwa orang musyrikin mengikhlaskan do`a mereka kepada-Nya semata-mata ketika mereka dalam keadaan susah, dan mereka berbuat syirik kembali ketika mereka dalam kesenangan. Maka tidak bermanfaat bagi mereka keikhlasan mereka yang bersifat sementara. Lalu menunjukan kepada kita bahwa tauhid tidak akan bermanfaat kepada seseorang kecuali dia terus-menerus dalam tauhid tersebut sampai mati.
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Huud : 15-16)
Demikian juga dalam hadist Zaid bin Tsaabit ra beliau berkata : Saya telah mendengar Rasulullahi saw berkata :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ
“Barang siapa yang semata-mata tujuannya dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan Dia menjadikan kefakiran didepan matanya, tidak datang kepadanya dunia kecuali apa yang sudah dituliskan baginya. Barang siapa yang niatnya akhirat, Allah akan menyatukan baginya perkaranya, Allah Ta`ala akan menjadikan kecukupan dalam hatinya, dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk”.
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Arbaaban (sesembahan) selain Allah dan juga Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh mengibadati Ilah yang Satu, tidak ada yang berhak untuk diibadati kecuali Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At Taubah : 31)
Dari `Adi bin Haatim ra bahwa dia telah mendengar Rasulullahi saw membaca ayat ini, beliau berkata :
« أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
“Adapun mereka tidaklah menyembah rahib mereka. Akan tetapi, mereka menghalalkan apa yang dihalalkan oleh rahib mereka dan mengharamkan apa yang diharamkan rahib mereka.” (HR. Tirmidzi)
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengambil tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah, dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah : 165) Hendaknya dalam mencintai ataupun membenci sesuatu itu karena dilandasi kecintaan kepada Allah sebagaimana sabda Nabi SAW :
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ
“ Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan takut kerana Allah sesungguhnya telah sempurna imannya.”
(HR Tirmizi )
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18).
Diantara syirik-syirik besar ialah:
1) Syirik dalam berdoa
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo`a kepada Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah”. (QS. Al-`Ankabuut : 65)
Allah Tabaaraka wa Ta`ala mengkabarkan bahwa orang musyrikin mengikhlaskan do`a mereka kepada-Nya semata-mata ketika mereka dalam keadaan susah, dan mereka berbuat syirik kembali ketika mereka dalam kesenangan. Maka tidak bermanfaat bagi mereka keikhlasan mereka yang bersifat sementara. Lalu menunjukan kepada kita bahwa tauhid tidak akan bermanfaat kepada seseorang kecuali dia terus-menerus dalam tauhid tersebut sampai mati.
2) Syirik dalam bentuk niat, keinginan dan maksud
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Huud : 15-16)
Demikian juga dalam hadist Zaid bin Tsaabit ra beliau berkata : Saya telah mendengar Rasulullahi saw berkata :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ
“Barang siapa yang semata-mata tujuannya dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan Dia menjadikan kefakiran didepan matanya, tidak datang kepadanya dunia kecuali apa yang sudah dituliskan baginya. Barang siapa yang niatnya akhirat, Allah akan menyatukan baginya perkaranya, Allah Ta`ala akan menjadikan kecukupan dalam hatinya, dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk”.
3) Syirkut thoo`ah (syirik dalam bentuk ketaatan)
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهاً وَاحِداً لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَMereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Arbaaban (sesembahan) selain Allah dan juga Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh mengibadati Ilah yang Satu, tidak ada yang berhak untuk diibadati kecuali Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At Taubah : 31)
Dari `Adi bin Haatim ra bahwa dia telah mendengar Rasulullahi saw membaca ayat ini, beliau berkata :
« أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
“Adapun mereka tidaklah menyembah rahib mereka. Akan tetapi, mereka menghalalkan apa yang dihalalkan oleh rahib mereka dan mengharamkan apa yang diharamkan rahib mereka.” (HR. Tirmidzi)
4) Syirkul mahabbah (syirik dalam bentuk kecintaan)
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً وَأَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ“Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengambil tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah, dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah : 165) Hendaknya dalam mencintai ataupun membenci sesuatu itu karena dilandasi kecintaan kepada Allah sebagaimana sabda Nabi SAW :
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ
“ Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan takut kerana Allah sesungguhnya telah sempurna imannya.”
(HR Tirmizi )
Penulis:
H. Untung Santoso (Wakil Ketua PDM Gunungkidul)
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.