WMN 2015 -- Yogyakarta (09/03), Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam terbesar di dunia. Keduanya berhasil berkembang dengan caranya masing-masing. "Muhammadiyah itu cara mengurusnya seperti holding company sedangkan NU franchise," ujar Kalla saat Pembukaan Pra Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 7 Maret 2015. (Baca juga: Lapangan Karebosi, Jadi Tempat Pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Makassar)
Di Yogyakarta, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 Nopember 1912 dan 14 tahun kemudian, atau 31 Januari 1926, KH Hasyim Ashari mendirikan NU. Para pengamat sejarah melihat bahwa Muhammadyah mewakili golongan Muslim modern, sedangkan NU rumah bagi golongan Muslim tradisional. (Baca juga: Muhammadiyah Siap Muktamar di Indonesia Timur)
Pidato Jusuf Kalla, yang berasal dari keluarga NU di Sulawesi Selatan, penuh dengan guyonan. Dia menyamakan Muhammadiyah dengan perusahaan Grup Astra yang bermodel holding company. Sedangkan NU seperti Mc Donald's. "Kan kiai mana saja bisa bikin pesantren, dikasi cap NU, jadi deh," ujarnya yang disambut gelak tawa peserta. Menurut Kalla, model pengembangan kedua organisasi keagamaan itu terbukti sukses dan masih bertahan hingga saat ini. "Jadi saya minta jangan ada yang diubah," ujarnya. Jaringan sekolah (pendidikan) dan rumah sakit milik Muhammadyah memang sangat kuat di berbagai daerah. Sementara pesantren milik warga NU tersebar di banyak wilayah. (Baca juga: Tidak Bangga Berjilbab? Inilah perjuangan panjang jilbab di Indonesia)
Dalam Pembukaan Pra Mukmatar ini, JK sempat menyebut tantangan Muhammadiyah ke depan yakni bagaimana menggerakkan umat. "Jadi mari kita bicara dakwah itu secara baik, bicara perdagangan, bicara usaha baik ke depan, supaya ada keseimbangan," ujarnya. Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah itu, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government. (wmn/tempo)
Di Yogyakarta, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 Nopember 1912 dan 14 tahun kemudian, atau 31 Januari 1926, KH Hasyim Ashari mendirikan NU. Para pengamat sejarah melihat bahwa Muhammadyah mewakili golongan Muslim modern, sedangkan NU rumah bagi golongan Muslim tradisional. (Baca juga: Muhammadiyah Siap Muktamar di Indonesia Timur)
Pidato Jusuf Kalla, yang berasal dari keluarga NU di Sulawesi Selatan, penuh dengan guyonan. Dia menyamakan Muhammadiyah dengan perusahaan Grup Astra yang bermodel holding company. Sedangkan NU seperti Mc Donald's. "Kan kiai mana saja bisa bikin pesantren, dikasi cap NU, jadi deh," ujarnya yang disambut gelak tawa peserta. Menurut Kalla, model pengembangan kedua organisasi keagamaan itu terbukti sukses dan masih bertahan hingga saat ini. "Jadi saya minta jangan ada yang diubah," ujarnya. Jaringan sekolah (pendidikan) dan rumah sakit milik Muhammadyah memang sangat kuat di berbagai daerah. Sementara pesantren milik warga NU tersebar di banyak wilayah. (Baca juga: Tidak Bangga Berjilbab? Inilah perjuangan panjang jilbab di Indonesia)
Dalam Pembukaan Pra Mukmatar ini, JK sempat menyebut tantangan Muhammadiyah ke depan yakni bagaimana menggerakkan umat. "Jadi mari kita bicara dakwah itu secara baik, bicara perdagangan, bicara usaha baik ke depan, supaya ada keseimbangan," ujarnya. Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah itu, Jusuf Kalla meresmikan gedung sekolah pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government. (wmn/tempo)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.