WMN 2015 -- Tepus (21/07), Ubur-ubur di pantai selatan Gunungkidul kembali menyerang ratusan wisatawan. Akibat serangan itu, sebanyak 158 wisatawan mengalami luka bakar usai tersengat ubur-ubur.
Koordinator search and rescue Linmas Korwil II Gunungkidul, Marjono mengatakan jumlah wisatawan yang tersengat tersebut dihitung hingga pukul 16.00 Wib sore tadi. Lantaran banyaknya wisatawan yang tersengat, sampai-sampai tim SAR kehabisan obat. "Sore tadi total ada 158 orang. Kita sekarang sampai kehabisan stok obat," kata Marjono saat dihubungi melalui selulernya, Senin (20/7).
Marjono menjelaskan sengatan ubur-ubur bisa mengakibatkan kulit panas seperti terbakar. Namun luka tersebut bisa diatasi dengan menggunakan alkohol dan amoniak. Sementara dari 158 pengunjung beberapa di antaranya harus dilarikan ke puskesmas Tepus. "Saat ini stok Alkohol dan amoniak sudah menipis, sumbangan puskesmas alkohol 5 liter, 15 botol kecil cuka hampir habis, dan swadaya SAR 5 liter sudah hampir habis," ujarnya.
Lebih lanjut Marjono mengatakan, dalam kurun waktu bulan Juli sampai September memang merupakan musim ubur-ubur bermigrasi. Namun angin yang kencang membuat ubur-ubur terbawa hingga di sekitar pantai. "Kami sudah mengingatkan, namun wisatawan kadang menganggap ubur-ubur tidak berbahaya, biasanya mereka pegang karena bentuknya lembek dan berwarna biru," paparnya.
Sementara itu untuk mengatasi menipisnya obat-obatan untuk menolong wisatawan yang tersengat ubur-ubur, Margono beserta dengan teman-temannya patungan untuk membeli obat-obatan. Dia pun berharap pemerintah segera mengirimkan tambahan obat-obatan. "Terpaksa kita menggunaan uang pribadi untuk membeli, dan kami berharap pemerintah memberikan tambahan obat-obatan,"pungkasnya. (wmn/mer)
Koordinator search and rescue Linmas Korwil II Gunungkidul, Marjono mengatakan jumlah wisatawan yang tersengat tersebut dihitung hingga pukul 16.00 Wib sore tadi. Lantaran banyaknya wisatawan yang tersengat, sampai-sampai tim SAR kehabisan obat. "Sore tadi total ada 158 orang. Kita sekarang sampai kehabisan stok obat," kata Marjono saat dihubungi melalui selulernya, Senin (20/7).
Marjono menjelaskan sengatan ubur-ubur bisa mengakibatkan kulit panas seperti terbakar. Namun luka tersebut bisa diatasi dengan menggunakan alkohol dan amoniak. Sementara dari 158 pengunjung beberapa di antaranya harus dilarikan ke puskesmas Tepus. "Saat ini stok Alkohol dan amoniak sudah menipis, sumbangan puskesmas alkohol 5 liter, 15 botol kecil cuka hampir habis, dan swadaya SAR 5 liter sudah hampir habis," ujarnya.
Lebih lanjut Marjono mengatakan, dalam kurun waktu bulan Juli sampai September memang merupakan musim ubur-ubur bermigrasi. Namun angin yang kencang membuat ubur-ubur terbawa hingga di sekitar pantai. "Kami sudah mengingatkan, namun wisatawan kadang menganggap ubur-ubur tidak berbahaya, biasanya mereka pegang karena bentuknya lembek dan berwarna biru," paparnya.
Sementara itu untuk mengatasi menipisnya obat-obatan untuk menolong wisatawan yang tersengat ubur-ubur, Margono beserta dengan teman-temannya patungan untuk membeli obat-obatan. Dia pun berharap pemerintah segera mengirimkan tambahan obat-obatan. "Terpaksa kita menggunaan uang pribadi untuk membeli, dan kami berharap pemerintah memberikan tambahan obat-obatan,"pungkasnya. (wmn/mer)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.