0
WMN 2015 -- Surabaya (28/09), Dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang digelar Pemuda Muhammadiyah Surabaya guna menentukan pengurus pada periode 2016-2020 mendatang, dihadiri dua narasumber yakni kandidat calon walikota (Cawali) Kota Surabaya.


Event yang diadakan di lantai VI Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya (Unmuh Surabaya) ini, secara tidak langsung dijadikan ajang promosi gratis bagi keduanya. Dalam hal ini kedua narasumber tersebut adalah Tri Rismaharini dan Rasiyo. Namun tidak bertemu dalam satu kesempatan.

Pada sesi pertama, pukul 11.00 WIB, Tri Rismaharini dalam pemaparannya lebih bercerita terhadap kesuksesannya tentang membangun Kota Surabaya sewaktu menjabat. Seperti menutup Gang Dolly, pemberdayaan ibu-ibu PKK, serta pengalamannya dia saat masuk ke dalam dunia birokrasi. "Bidang enterpreuner, tahun kemarin telah diterapkan di Organisasi Kepemudaan (OKP) dan ibu-ibu PKK, seperti pahlawan ekonomi. Ke depan kita akan menggandeng seperti Pemuda Muhammadiyah ini supaya pemuda di Surabaya bisa bagus," terang Risma, Ahad (27/9).

Namun bagi narasumber kedua, Rasiyo yang hadir pada pukul 13.00 WIB, memberi materi sebaliknya yakni lebih mengkritik Pemerintah Kota Surabaya saat ini. “Ini kan ada Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah untuk pemilihan ketua baru. Saya hanya memberikan gambaran bagaimana Kota Surabaya ke depan. Karena membangun itu tidak hanya insfrastrukturnya, apalagi hanya di tengah kota saja. Tapi kita bagi dalam lima wilayah yaitu tengah kota, utara, selatan, barat, dan timur,” tutur Rasiyo. Kawasan pinggiran, menurut mantan Sekdaprov Jatim, kalau yang dibangun di jalur lingkar luar barat memang tidak ada pinggiran. “Tapi kalau sudah masuk ke dalam kan ya ada. Artinya jalur lingkar luar barat itu siapa yang menguasai, kan pengembang. Jadi orang-orang yang berada di pinggiran tambah terpinggirkan lagi,” pungkasnya.

Pria yang menjabat Komisaris Utama Bank UMKM Jatim menyatakan, perhatian pemerintah kota masih belum maksimal. Dia berjanji jika diberikan kesempatan menjadi wali kota lima tahun ke depan, hal itu menjadi prioritasnya. “Jadi belum diberikan perhatian secara optimal, dan itu kesempatan saya nanti ketika dipercaya menjadi wali kota. Kondisi inilah yang menjadi prioritas saya. Kalau tidak percaya, di Tandes itu sudah seperti itu, apalagi daerah Perak,” terangnya. Rasiyo mengutamakan akan menyentuh kawasan Surabaya barat, timur, utara, dan selatan. Kemudian, menurutnya, akan membangun sarana-sarana yang cukup memadai dalam rangka memberikan pelayanan umum kepada warga masyarakat. “Termasuk pendidikannya, kesehatannya, air bersihnya kita benahi secara bagus. Kita akan tata sistem perkotaan di situ dengan baik sehingga warga tidak merasa terpinggirkan,” harapnya. Pihaknya mengakui, pendidikan di daerah-daerah pinggiran pelayanannya tidak begitu optimal. “Ini menjadi garapan saya. Apalagi kualitas pendidikan juga seperti itu. SD (sekolah dasar) misalkan peringkat 33 dari 38, ini kan juga memalukan. Jadi mutunya diukur dari ujian nasional sangat rendah sekali,” sesalnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya, Radius Setyawan mengatakan, maksud dan tujuan mengundang kedua calon wali kota Surabaya ini yakni mengenalkan pada para Pemuda Muhammadiyah agar tahu calonwali kotanya. “Karena yang disampaikan kedua calon wali kota secara ilmiah peserta banyak yang menerimanya,” katanya. Radius menambahkan, selain memperkenalkan juga untuk balance program-program Pemuda Muhammadiyah dengan pemerintah ke depan. “Ke depan, ada sinkronisasi program Pemuda Muhammadiyah dengan pemerintah. Cek dan balance terhadap pemerintah,” pungkas Radius.(wmn/bj)

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top