WMN 2015 -- Jakarta (07/09), Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil A Simanjuntak meminta Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Hal itu terkait kunjungan kedua pimpinan DPR bersama anggota DPR lainnya bersama utusan pemerintah dalam kampanye kandidat capres Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump.
"Alangkah elok bila @Setyanovanto @fadlizon dan rombongan meminta maaf dg tulus kpd rakyat Indonesia, bkn sibuk ber-apologi," katanya melalui akun Twitter, @Dahnilanzar.
Dahnil pun menyebut, kedatangan dua pimpinan DPR tersebut sebagai wujud ketidakpercayaan diri ketika melakukan kunjungan ke negeri Paman Sam. "wajah minder dan inlander, inferior dari wajah pejabat negara kita sprt yg terlihat dari gesture Setya Novanto.Harga Diri NEGERI tak dijaga," ujarnya.
Aktivis antikorupsi tersebut mengingatkan agar pimpinan DPR tidak perlu membuat berbagai alasan lagi. Lebih baik, saran dia, Setya dan Fadli meminta maaf agar permasalahan tersebut tidak berkembang. "Prilaku Setyanovanto, Fadli itu Hal serius lho. Berkaitan dg Harga Diri bangsa. Ribuan apologi tdk bs membohongi Publik #ShameOnSetyaFadli." (wmn/rol)
Dahnil pun menyebut, kedatangan dua pimpinan DPR tersebut sebagai wujud ketidakpercayaan diri ketika melakukan kunjungan ke negeri Paman Sam. "wajah minder dan inlander, inferior dari wajah pejabat negara kita sprt yg terlihat dari gesture Setya Novanto.Harga Diri NEGERI tak dijaga," ujarnya.
Aktivis antikorupsi tersebut mengingatkan agar pimpinan DPR tidak perlu membuat berbagai alasan lagi. Lebih baik, saran dia, Setya dan Fadli meminta maaf agar permasalahan tersebut tidak berkembang. "Prilaku Setyanovanto, Fadli itu Hal serius lho. Berkaitan dg Harga Diri bangsa. Ribuan apologi tdk bs membohongi Publik #ShameOnSetyaFadli." (wmn/rol)
Catatan kaki WMN:
Mental Inlander ditandai dengan tidak dimilikinya rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa, memandang bangsa lain jauh lebih hebat dan maju. Tidak mampu membaca potensi bangsa yang begitu besar, bahkan berpikiran picik menyerahkan pengelolaan kekayaan bangsa kepada pihak lain karena menganggap bangsa ini tidak akan mampu mengatur dirinya sendiri.

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.