Web Mentari News -- Wonosari (26/01), Peredaran daging sapi yang dicampur dengan daging babi di Gunungkidul bukan isapan jempol belaka. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Energi Sumber Daya Mineral (Disperindagkop ESDM) telah mengendus indikasi tersebut, dan aktivitas itu masih terus berlangsung meski jumlahnya berkurang.
Kepala Disperindagkop ESDM Gunungkidul Hidayat tidak menampik adanya daging oplosan yang beredar di pasaran. dari hasil pemantauan yang dilakukan ada enam penjual yang melakukan praktik kotor itu. “Begitu kami temukan, langsung kami lakukan pembinaan dan sekarang jumlahnya terus berkurang dan tinggal empat,” kata Hidayat kepada wartawan, Senin (25/1).
Menurut dia, saat ini masih ada beberapa penjual yang nekat menjual daging oplosan sapi dengan babi. Petugas dari dinas pun terus melakukan pengawasan dan pembinaan harian. “Kami masih beri kesempatan untuk memperbaiki barang dagangannya, tapi kalau mereka tetap nekat maka sanksi tegas siap diberikan,” tegas mantan Kepala Pengendalian Dampak Lingkungan ini.
Menurut dia, saat ini masih ada beberapa penjual yang nekat menjual daging oplosan sapi dengan babi. Petugas dari dinas pun terus melakukan pengawasan dan pembinaan harian. “Kami masih beri kesempatan untuk memperbaiki barang dagangannya, tapi kalau mereka tetap nekat maka sanksi tegas siap diberikan,” tegas mantan Kepala Pengendalian Dampak Lingkungan ini.
Hidayat meminta kepada para pedagang untuk jujur. Hal tersebut dibutuhkan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. “Pembeli juga berhak tahu apakah daging yang dijual itu daging sapi atau daging babi. Di sinilah dibutuhkan kejujuran penjual agar masyarakat tidak menjadi khawatir,” tegasnya. Adanya daging oplosan di Gunungkidul diperkuat dengan pengambilan sampel yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) DIY pada akhir 2015.
Saat hasil pantauan disampaikan di Pemerintah Kabupaten Bantul beberapa waktu lalu, ternyata di Gunungkidul tak luput dari peredaran tersebut. (wmn/har)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.