0
WMN 2016 -- Patuk (08/01), Berwisata ke Kota Yogyakarta tak melulu harus ke tempat-tempat yang sering dikunjungi, sesekali bagi para traveler harus mencoba menikmati obyek wisata lain di luar Kota Yogyakarta. 

Salah satunya obyek wisata menarik di Kabupaten Gunungkidul yaitu tempat pembuatan kerajinan topeng dan batik kayu yang terletak di Dusun Bopung, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Desa ini layak menjadi desa wisata pilihan yang memiliki keunikan tersendiri karena wisatawan dapat melihat langsung pembuatan topeng mulai dari bahan baku kayu hingga menjadi topeng. Di sepanjang area Desa Putat banyak warga yang memang berprofesi sebagai pengrajin, tak jarang warga yang sedang mengerjakan proses pembuatan topeng kayu batik membuka kursus membuat topeng kayu pada wisatawan yang tengah berkunjung. Wisatawan dapat lebih merasakan suasana pedesaan di pusat kerajinan topeng kayu karena di setiap rumah ada aktivitas warga yang sedang mengukir topeng kayu.

Beberapa topeng kayu yang sudah jadi terlihat dipajang di halaman depan rumah. Warga Desa Putat membuat topeng umumnya dibagi ke dalam dua bagian, pertama topeng klasik yang digunakan untuk kegiatan dan berbagai upacara adat dan topeng yang digunakan sebagai hiasan. Perbedaan proses pembuatan kedua topeng ini adalah jika topeng klasik dibuat dengan pakem-pakem tertentu yang wajib dilakukan oleh pengrajin ketika membuat topeng dan diwarnai sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sejak dahulu. Sedangkan topeng yang tujuannya digunakan untuk hiasan dibuat tanpa aturan baku dan bebas menggunakan bermacam-macam motif batik kemudian dicetak sesuai ukuran yang diinginkan.

Sujiman, salah satu pengrajin topeng batik kayu Desa Putat yang menjadi penerus usaha orang tuanya sejak 1973 ini menuturkan, awalnya usaha kerajinan topeng kayu batik ini untuk kebutuhan seni tradisi dan kebudayaan yang ada di desa ini. Usaha ini adalah usaha turun-temurun dari nenek moyang, awalnya di desa ini ada tarian khas yang menggunakan media topeng jika tidak ada pengrajin yang membuat topeng batik kayu maka seni dan tradisi akan punah tergerus modernitas zaman. “Karena berbagai faktor itu sekaligus ada keinginan kuat saya untuk melestarikan warisan budaya saya memutuskan untuk meneruskan usaha kerajinan topeng kayu batik ini terutama untuk membuat topeng-topeng klasik. Proses pembuatan topeng terbilang tidak mudah. Pertama harus mencari kayu dengan kualitas baik,” tuturnya, kemarin. Kemudian kayu dipotong-potong dan dibelah menjadi dua bagian. Setelah dibelah mulailah dibuat pola dasar dan pengukiran atau pembentukan ornamen pada topeng. Tahap selanjutnya adalah penghalusan dan pembatikan. Tahap pembatikan inilah proses yang paling sulit. Setelah dibatik kemudian dibakar yang memerlukan waktu dua hari.

Proses terakhir adalah direndam di dalam air untuk mendapatkan hasil maksimal. Citra Kinanti, salah satu mahasiswi Antropologi UGM menjadi salah satu mahasiswi yang tertarik datang dan belajar membuat topeng kayu batik di Desa Putat. “Dari dulu saya memang ada ketertarikan dengan topeng dan berniat untuk mempelajari lebih dalam tentang topeng sampai akhirnya saya sampai di tempat ini dan belajar di workshop Pak Sujiman. Belajar membuat topeng batik kayu bukan hanya melatih skill tapi juga melatih kepekaan rasa untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” tandasnya. (wmn/ok)

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top