![]() |
| Gb. Puluhan Santri di Sleman dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah karna keracunan |
"Yang keracunan ada 53 santri, yang dirawat inap di rumah sakit ada 15 orang," ujar salah seorang pengurus pesantren M Athfal Sadat, Jumat, 12 Februari 2016.
Menurut Athfal jumlah yang keracunan sebanyak 53 santri, sedangkan yang sarapan menu yang sama yakni ikan tongkol asap sebanyak 123 orang. Mereka sarapan pada pukul 06.00 WIB, namun pada pukul 7.30 WIB sebagian santri mengalami alergi, gatal-gatal, kulit berwarna merah, pusing-pusing dan ada yang merasa mual. Meskipun sudah ada yang mengalami gejala itu, para santri tetap melanjutkan aktivitas belajar. Tetapi sudah diwanti-wanti jika ada yang merasa sakit akan langsung dibawa berobat. Betul saja, banyak santri yang keracunan. Mereka lalu dibawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman. Pesantren menanggung seluruh biaya perawatan. Athfal mengatakan kejadian ini baru kali ini terjadi. “Padahal sebelumnya juga sering makan menu yang sama," kata dia.
Para santri yang keracunan umumnya merupakan santri yang menempuh jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di sekolah yang membuka sekolah dari SD hingga SMK dan MA. Manager Palayanan Keperawatan PKU Muhammadiyah Gamping Arif Riyanto kelimabelas santri yang masih dirawat masih perlu diobservasi lebih lanjut. Tujuannya untuk memperkecil risiko keracunan itu. "Tekanan darah menurun, masih perlu observasi makanya harus rawat-inap, kami sudah kirim sampel makanan ke Dinas Kesehatan," kata dia.
Muhammad Yasin, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, salah satu korban keracunan menyatakan tidak ada yang aneh dari makanan yang disantap. Rasanya pun enak dan dimasak di dapur pesantren. "Rasanya enak tapi gatal di lidah," ujarnya. (wmn/temp)
Menurut Athfal jumlah yang keracunan sebanyak 53 santri, sedangkan yang sarapan menu yang sama yakni ikan tongkol asap sebanyak 123 orang. Mereka sarapan pada pukul 06.00 WIB, namun pada pukul 7.30 WIB sebagian santri mengalami alergi, gatal-gatal, kulit berwarna merah, pusing-pusing dan ada yang merasa mual. Meskipun sudah ada yang mengalami gejala itu, para santri tetap melanjutkan aktivitas belajar. Tetapi sudah diwanti-wanti jika ada yang merasa sakit akan langsung dibawa berobat. Betul saja, banyak santri yang keracunan. Mereka lalu dibawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman. Pesantren menanggung seluruh biaya perawatan. Athfal mengatakan kejadian ini baru kali ini terjadi. “Padahal sebelumnya juga sering makan menu yang sama," kata dia.
Para santri yang keracunan umumnya merupakan santri yang menempuh jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di sekolah yang membuka sekolah dari SD hingga SMK dan MA. Manager Palayanan Keperawatan PKU Muhammadiyah Gamping Arif Riyanto kelimabelas santri yang masih dirawat masih perlu diobservasi lebih lanjut. Tujuannya untuk memperkecil risiko keracunan itu. "Tekanan darah menurun, masih perlu observasi makanya harus rawat-inap, kami sudah kirim sampel makanan ke Dinas Kesehatan," kata dia.
Muhammad Yasin, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, salah satu korban keracunan menyatakan tidak ada yang aneh dari makanan yang disantap. Rasanya pun enak dan dimasak di dapur pesantren. "Rasanya enak tapi gatal di lidah," ujarnya. (wmn/temp)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.