Menurutnya kenaikan harga rokok setiap bulan tersebut bisa jadi sebagai upaya pemerintah dalam menekan angka pengguna rokok di Indonesia. Harga rokok yang naik juga secara langsung menaikkan nilai konsumsi rumah tangga. Pada bulan ini, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,25% dengan angka indeks sebesar 121,74 lebih tiinggi dibandingkan angka indeks bulan Januari sebsar 121,08.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan deflasi di antaranya gula pasir naik 3,17% yang memberi andil 0,02% untuk inflasi, gudeg naik 1,28% dan berandil 0,01%, serta rokok kretek filter naik 1,28% dan memberi andil 0,01%. Laju inflasi secara year on year (yoy) sendiri sebesar 3,83%. Wondo mengatakan jika angka tersebut bertahan hingga akhir tahun maka inflasi Jogja dikatakan aman. “Angka aman sampai akhir tahun,” tegas dia.
Namun jika dilihat secara month to month (mtm) dari bulan Februari 2016 terhadap Januari 2016, Kota Jogja mengalami deflasi 0,09%. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan turun 1,08%, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga turun 0,02%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,26%. “Angka deflasi Jogja persis dengan nasional. Sama-sama 0,09 persen,” kata dia. (wmn/har)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.