Web MentariNews.com -- Medan (14/03), Menyambut Milad Ke-52 IMM, Personalia DPD IMM Sumatera Utara menggelar Forum Diskusi bertajuk Young Leader Speak, di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada Sabtu 12 Maret 2016. Ketua Umum Pemuda Perindo, Effendi Syahputra yang hadir sebagai salah satu pemateri dalam diskusi yang mengupas tentang strategi dan peranan pemuda dalam menghadapi era MEA tersebut menyatakan bahwa dalam menghadapi era pasar bebas MEA 2016, mau tidak mau para pemuda khususnya mahasiswa harus mengubah pola dan paradigma, dimana selama ini hanya berorientasi lulus kuliah dengan nilai tinggi dan melamar menjadi PNS.
Namun kini paradigma itu harus diubah, dengan berpikir sedini mungkin bagaimana bisa tumbuh sebagai wirausaha muda dan setelah lulus kuliah bisa menjadi pengusaha yang dapat berperan penting bagi kemajuan ekonomi bangsa.
Effendi juga menyesalkan apabila nanti para pemuda Indonesia hanya akan menjadi "penonton" dan objek market dari MEA 2016. Padahal Indonesia menjadi negara strategis dan menjadi negara penentu bagi MEA 2016 ini, karena setengah pasar MEA ini ada di Indonesia. "MEA ini positifnya membuka pasar yang lebih luas kepada kita, tadinya pasar kita dua ratus lima puluh juta masyarakat Indonesia, dengan adanya MEA pasar menjadi enam ratus juta lebih masyarakat ASEAN, masalahnya apakah kita dapat merebut pasar baru tersebut atau malah kebalikan pasar kita yang luas ini yang menjadi lahan baru bagi masyarakat dari luar," ungkap Effendi.
Dia juga berharap para mahasiswa kedepan tidak sekedar belajar secara akademis, namun juga mengembangkan diri untuk meningkatkan keahlian dan kreatifitas yang berguna untuk menjadikan dirinya terampil dan memiliki keahlian khusus. "Akademis penting, namun dimasa MEA ini kemampuan akademis saja tidak cukup, namun harus bekali diri dengan keahlian dan ketrampilan khusus, kalau kita memiliki ini maka sudah ada point plus kita untuk bersaing dengan ratusan juta pemuda lain di negara-negara asean ini, dan kita harus mulai berpikir bahwa kita tidak hanya menjadi raja dikandang kita sendiri, tapi kita bisa menjelajah pasar Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura dan negara-negara ASEAN lain," timpal Effendi penuh semangat di hadapan ratusan kader IMM yang memenuhi pendopo kampus UMSU siang itu.
Effendi juga berpesan kepada kader-kader IMM agar tidak perlu lagi protes, demo atau mendebat kehadiran MEA 2016, karena hal itu telah diputuskan oleh kesepakatan bersama negara-negara Asean sepuluh tahun lalu, kedepan harus dikawal lagi agar tidak terjadi kecolongan regulasi model MEA ini. "Jangan lagi kita debatin, kita demo MEA ini, suka tidak suka, mau tidak mau ini sudah jadi kesepakatan sepuluh Negara Asean, malu juga kita nanti kalau dibilang Negara kita negara cengeng dan negara lemah, bagi saya mari sama-sama kita hadapi MEA ini dengan "Jantan", bangsa kita ini bangsa pejuang, nenek moyang kita aja dulu heroik ngusir penjajah, masa kita disuruh perang skill aja keder (takut), Kedepan kita waspada, jangan lagi regulasi begini tiba-tiba muncul dan dipaksakan tanpa melihat kesiapan kita, seperti misalnya yang terbaru masalah TPP yang digagas untuk pasar asia pasific oleh Amerika Serikat, ini yang perlu kita lawan sedari sekarang," tutup Effendi yang menyemangati kader IMM yang hadir.
Hadir sebagai pemateri dalam diskusi tersebut Mora Harahap (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah), Taufan Putrev Korompot (Ketua DPP IMM), Menurut Ketua Panitia Muhammad Gusti (DPD IMM Sumut) acara tersebut digelar dengan mengundang tokoh-tokoh muda nasional agar lebih memberi pencerahan bagi kader-kader IMM Sumut bahwa pentingnya persiapan dini mereka dalam menghadapi MEA 2016. (wmn/ok)
Effendi juga menyesalkan apabila nanti para pemuda Indonesia hanya akan menjadi "penonton" dan objek market dari MEA 2016. Padahal Indonesia menjadi negara strategis dan menjadi negara penentu bagi MEA 2016 ini, karena setengah pasar MEA ini ada di Indonesia. "MEA ini positifnya membuka pasar yang lebih luas kepada kita, tadinya pasar kita dua ratus lima puluh juta masyarakat Indonesia, dengan adanya MEA pasar menjadi enam ratus juta lebih masyarakat ASEAN, masalahnya apakah kita dapat merebut pasar baru tersebut atau malah kebalikan pasar kita yang luas ini yang menjadi lahan baru bagi masyarakat dari luar," ungkap Effendi.
Dia juga berharap para mahasiswa kedepan tidak sekedar belajar secara akademis, namun juga mengembangkan diri untuk meningkatkan keahlian dan kreatifitas yang berguna untuk menjadikan dirinya terampil dan memiliki keahlian khusus. "Akademis penting, namun dimasa MEA ini kemampuan akademis saja tidak cukup, namun harus bekali diri dengan keahlian dan ketrampilan khusus, kalau kita memiliki ini maka sudah ada point plus kita untuk bersaing dengan ratusan juta pemuda lain di negara-negara asean ini, dan kita harus mulai berpikir bahwa kita tidak hanya menjadi raja dikandang kita sendiri, tapi kita bisa menjelajah pasar Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura dan negara-negara ASEAN lain," timpal Effendi penuh semangat di hadapan ratusan kader IMM yang memenuhi pendopo kampus UMSU siang itu.
Effendi juga berpesan kepada kader-kader IMM agar tidak perlu lagi protes, demo atau mendebat kehadiran MEA 2016, karena hal itu telah diputuskan oleh kesepakatan bersama negara-negara Asean sepuluh tahun lalu, kedepan harus dikawal lagi agar tidak terjadi kecolongan regulasi model MEA ini. "Jangan lagi kita debatin, kita demo MEA ini, suka tidak suka, mau tidak mau ini sudah jadi kesepakatan sepuluh Negara Asean, malu juga kita nanti kalau dibilang Negara kita negara cengeng dan negara lemah, bagi saya mari sama-sama kita hadapi MEA ini dengan "Jantan", bangsa kita ini bangsa pejuang, nenek moyang kita aja dulu heroik ngusir penjajah, masa kita disuruh perang skill aja keder (takut), Kedepan kita waspada, jangan lagi regulasi begini tiba-tiba muncul dan dipaksakan tanpa melihat kesiapan kita, seperti misalnya yang terbaru masalah TPP yang digagas untuk pasar asia pasific oleh Amerika Serikat, ini yang perlu kita lawan sedari sekarang," tutup Effendi yang menyemangati kader IMM yang hadir.
Hadir sebagai pemateri dalam diskusi tersebut Mora Harahap (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah), Taufan Putrev Korompot (Ketua DPP IMM), Menurut Ketua Panitia Muhammad Gusti (DPD IMM Sumut) acara tersebut digelar dengan mengundang tokoh-tokoh muda nasional agar lebih memberi pencerahan bagi kader-kader IMM Sumut bahwa pentingnya persiapan dini mereka dalam menghadapi MEA 2016. (wmn/ok)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.