Bambang mengakui rencana penutupan prostitusi yang terlokalisasi di Sarkem hanya menjadi wacana sejak dulu. Karena penutupan itu berkonsekuensi mencarikan lahan pekerjaan bagi masyarakat dan pelaku usaha di Sarkem. “Tergantung ketegasan pemangku kebijakan,” tegas dia, Selasa (01/03)
Lokalisasi Sarkem berada di kawasan permukiman warga. Hal itu yang membedakan dengan lokalisasi di tempat lain. Rumah-rumah warga disewakan pada pelaku usaha hiburan dan penjaja seks komersial (PSK) sehingga kawasan tersebut menjadi ladang penghasilan bagi warga sekitar. Bambang mengatakan, ada sekitar 60an rumah warga yang disewakan, sementara PSK yang mencari penghidupan di lokasi tersebut sekitar 300an orang, sebagian besar dari luar Jogja, hanya ke Sarkem saat malam hari.
Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti tidak banyak komentar soal lokalisasi Sarkem. Menurutnya, yang terjadi di Sarkem bukan lokalisasi karena pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin lokalisasi. Namun, ia mengakui adanya prostitusi di kawasan tersebut. “Itu berkaitan dengan perilaku disana, hanya butuh kontrol sosial masyarakat.” ujar Haryadi. (wmn/har)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.