Ada atau tidaknya matahari menjadi alarm tubuh atau jam biologis bagi hewan untuk beraktivitas. Misalnya, ayam-ayam akan masuk ke kandang karena hewan menganggap waktu sudah berubah menjadi malam. "Matahari sebagai kompas insting hewan bekerja," ujar dia, saat dihubungi akhir pekan ini. Rencanaya, Rika dan mahasiswanya akan mengadakan penelitian mengenai dampak gerhana terhadap perilaku hewan. Rika dan mahasiswanya akan mencari tahu atau membuktikan perubahan perilaku hewan ini pada jangkrik, lebah, dan burung pada saat terjadi gerhana matahari total. Jangkrik, kata Rika, hewan ini biasa melakukan perkawinan saat maghrib (kondisi mulai gelap). Mereka akan mecari tahu apakan jangkrik juga akan kawin ketika gerhana atau tidak.
Begitu pula dengan lebah. Lebah merupakan hewan yang bisa melihat sinar ultraviolet (UV). Gerhana akan mempengaruhi sinar matahari yang dipancarkan sehinga perilaku lebah saat gerhana mungkin akan berubah. Sementara itu, burung adalah hewan yang biasa bersuara pada pagi hari. Mereka nantinya akan melihat apakah burung akan berhenti berbunyi ketika terjadi gerhana atau tidak.

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.