mentarinews.co.id -- Magelang (15/12), Lastri atau nama lengkapnya Eka Sulastri, penjual jamu gendong daerah Bandung Garut Jawa Barat, keluar sebagai Jamu Gendong Teladan 2014 dalam grand final pemilihan Ratu Jamu Gendong Indonesia 2014 dan Jamu Gendong Teladan 2014 yang dilaksanakan PT Jamu Jago di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Ahad (07/12).
Sedang Runer Up 1 diraih Tuminah dari Bekasi, Runer Up 2 diraih Eni Nurlalila (Surabaya) dan Harapan 1 diraih Sukati (Bogor). Pengalungan selendang Jamu Gendong Teladan 2014 dilakukan Ani Poncowati, Jamu Gendong Teladan Tahun 2012.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan rekor MURI kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, PT TWCB dan Galeri Unik Seni Borobudur (Gusbi). Rekor MURI untuk Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong yang pertama di dunia, yang juga melibatkan komunitas seniman Borobudur.(kr/sindo/wmn)
Sedang Runer Up 1 diraih Tuminah dari Bekasi, Runer Up 2 diraih Eni Nurlalila (Surabaya) dan Harapan 1 diraih Sukati (Bogor). Pengalungan selendang Jamu Gendong Teladan 2014 dilakukan Ani Poncowati, Jamu Gendong Teladan Tahun 2012.
Penyerahan piala dan hadiah dilakukan Direktur Utama PT Jamu Jago Ivana Suprana.
Sedang untuk Ratu Jamu Gendong Indonesia 2014 diraih Citra Wahidatul Jannah dari Kutoarjo Purworejo. Gadis yang pernah mengikuti kompetisi sama
pada 2012 itu bercerita dirinya termotivasi oleh dukungan orang tuanya.
“Selalu baca Al-Fatihah karena diberitahu orang tua, Insya Allah diberi
kemudahan dan kelancaran dalam hadapi apa pun,” ujar mahasiswi semester V
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) itu.
Citra mengaku tidak malu berjualan jamu gendong, meski kini menyandang status mahasiswi. Apalagi lewat profesi ini dirinya kini justru bisa menempuh pendidikan tinggi dan membiayainya sendiri. “Jual jamu sudah empat tahunan, keliling kampung-kampung. Di kampus biasanya, saya bawakan pesanan teman-teman pakai botol plastik. Tidak jual setiap hari. Karena disambi kuliah, kalau malu saya enggak bisa kuliah,” kata putri pasangan Noer Hidayat dan Tatik Hayati ini.
Gadis kelahiran 23 Januari 1993 itu mulanya sekadar membantu bibinya berjualan jamu, kini mulai menjalani profesi itu dengan serius. Karena ingin lebih mengetahui tentang seluk beluk produk Jamu Jago berikut melihat cara pembuatannya lebih dekat. “Kalau meracik jamu sejak SMA, kalau jual jamu dari keluarga bulik (bibi). Kebetulan gantian sama bulik , karena anak-anaknya masih kecil- kecil. Beruntung saya punya pelanggan tetap dari bulik , jadi enggak susah nyari pelanggan,” ujar gadis yang sejak kecil sudah dikenalkan dan dicekoki jamu ini.
Dia mengaku belajar banyak dari kegagalannya ketika audisi 2012 silam. Citra mengevaluasi diri untuk menemukan kesalahan dan kekurangannya sehingga pada audisi tahun ini bisa diperbaiki. “Ikut lagi karena masih penasaran. Tentu dengan persiapan khusus sebelumnya, seperti menjaga kesehatan, belajar tentang produk jamu dan khasiatnya, serta siapkan mental,” kata anak kelima dari enam bersaudara ini.
Citra mengaku tidak malu berjualan jamu gendong, meski kini menyandang status mahasiswi. Apalagi lewat profesi ini dirinya kini justru bisa menempuh pendidikan tinggi dan membiayainya sendiri. “Jual jamu sudah empat tahunan, keliling kampung-kampung. Di kampus biasanya, saya bawakan pesanan teman-teman pakai botol plastik. Tidak jual setiap hari. Karena disambi kuliah, kalau malu saya enggak bisa kuliah,” kata putri pasangan Noer Hidayat dan Tatik Hayati ini.
Gadis kelahiran 23 Januari 1993 itu mulanya sekadar membantu bibinya berjualan jamu, kini mulai menjalani profesi itu dengan serius. Karena ingin lebih mengetahui tentang seluk beluk produk Jamu Jago berikut melihat cara pembuatannya lebih dekat. “Kalau meracik jamu sejak SMA, kalau jual jamu dari keluarga bulik (bibi). Kebetulan gantian sama bulik , karena anak-anaknya masih kecil- kecil. Beruntung saya punya pelanggan tetap dari bulik , jadi enggak susah nyari pelanggan,” ujar gadis yang sejak kecil sudah dikenalkan dan dicekoki jamu ini.
Dia mengaku belajar banyak dari kegagalannya ketika audisi 2012 silam. Citra mengevaluasi diri untuk menemukan kesalahan dan kekurangannya sehingga pada audisi tahun ini bisa diperbaiki. “Ikut lagi karena masih penasaran. Tentu dengan persiapan khusus sebelumnya, seperti menjaga kesehatan, belajar tentang produk jamu dan khasiatnya, serta siapkan mental,” kata anak kelima dari enam bersaudara ini.
Runer Up 1 diraih Sei Lestari (Bandung), Runer Up 2 diraih Sumiati (Bogor) dan Harapan 1 diraih Sri Utami (Semarang). Pemasangan mahkota Ratu Jamu Gendong Indonesia ke atas kepala Citra dilakukan Triningsih (Ratu Jamu Gendong Indonesia Tahun 2014). Dirut PT Jamu Jago menyerahkan piala serta hadiah.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan rekor MURI kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, PT TWCB dan Galeri Unik Seni Borobudur (Gusbi). Rekor MURI untuk Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong yang pertama di dunia, yang juga melibatkan komunitas seniman Borobudur.(kr/sindo/wmn)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.