"Kami tidak terima Kyai kami diperlakukan seperti itu, di Jawa boleh banyak Kyai, tapi kalau di NTT hanya ada satu Kyai dan akan kami jaga sampai titik darah penghabisan," tegas Dewa anggota PWNU NTT usai kericuhan terjadi, Jumat (31/7) petang. Kericuhan menurut Dewa berawal dari ditolaknya rombongan NTT masuk ke area pendaftaran.
Dijelaskan Dewa, sikap Banser dan panitia yang sengaja membuat aturan di mana para peserta yang datang tidak boleh diwakilkan untuk proses registrasi adalah penyebab kericuhan ini. Sehingga rombongan NTT yang berjumlah 118 harus masuk semua. Jika itu terus dilakukan, maka proses registrasi tidak akan selesai hingga pembukaan Muktamar digelar lantaran para peserta tidak hanya dari NTT tapi seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu, saat KH. Abdul Kadir Makarim berusaha masuk, sikap kasar dipertontonkan anggota Banser. Salah satu anggota Banser dari barisan belakang menarik Kyai Abdul Kadir Makarim hingga kancing baju atas Kyai kharismatik ini terlepas. Tidak hanya itu sorban yang dikenakan sang Kyai juga hampir terlepas. Sontak peristiwa ini memicu kemarahan para pengawal Kyai Abdul Kadir Makarim. Mereka kemudian mengejar anggota Banser yang diduga melakukan penarikan tersebut hingga ke posko Banser yang berada di samping GOR Merdeka Jombang tempat registrasi berlangsung. Kericuhan dapat direda setelah sejumlah anggota Banser dan personil kepolisian berseragam preman menenangkan para pengawal Kyai tersebut. (wmn/bo)
Dijelaskan Dewa, sikap Banser dan panitia yang sengaja membuat aturan di mana para peserta yang datang tidak boleh diwakilkan untuk proses registrasi adalah penyebab kericuhan ini. Sehingga rombongan NTT yang berjumlah 118 harus masuk semua. Jika itu terus dilakukan, maka proses registrasi tidak akan selesai hingga pembukaan Muktamar digelar lantaran para peserta tidak hanya dari NTT tapi seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu, saat KH. Abdul Kadir Makarim berusaha masuk, sikap kasar dipertontonkan anggota Banser. Salah satu anggota Banser dari barisan belakang menarik Kyai Abdul Kadir Makarim hingga kancing baju atas Kyai kharismatik ini terlepas. Tidak hanya itu sorban yang dikenakan sang Kyai juga hampir terlepas. Sontak peristiwa ini memicu kemarahan para pengawal Kyai Abdul Kadir Makarim. Mereka kemudian mengejar anggota Banser yang diduga melakukan penarikan tersebut hingga ke posko Banser yang berada di samping GOR Merdeka Jombang tempat registrasi berlangsung. Kericuhan dapat direda setelah sejumlah anggota Banser dan personil kepolisian berseragam preman menenangkan para pengawal Kyai tersebut. (wmn/bo)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.