Web MentariNews.com -- Klaten (03/04), Persyarikatan Muhammadiyah mulai bergerak mengadvokasi kasus kematian terduga teroris asal Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Siyono. Langkah yang telah direncanakan yakni menggandeng dokter dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). "Kami sudah ada tim dokter. Ada sebanyak lima dokter dari UMY," kata Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah, Dahnil Anzar saat dihubungi, Sabtu (2/4)
Dahnil menjelaskan, Komnas HAM hari ini mengupayakan perundingan dengan pihak yang tak sepakat dengan rencana otopsi jenazah Siyono. Sementara itu, Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah membahas teknis otopsi. "Hari ini rapat bahas teknis, waktu (otopsi) ditentukan hari ini (kemarin, Sabt 01/04)," ungkapnya. Ia menambahkan, ada dua alternatif lokasi untuk melakukan otopsi jenazah Siyono. Dua tempat tersebut yakni antara Yogyakarta atau di Sukoharjo, Jawa Tengah. (Simak perkembangan berita tentang Kasus Siyono klik di sini)
Sebelumnya, Siyono ditangkap Densus 88 pada Selasa, 8 Maret, seusai menunaikan salat Magrib di masjid samping rumahnya di Dukung Brengkungan, Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Jumat, 11 Maret, keluarga Siyono mendapat kabar Siyono meninggal dunia. Jenazah Siyono kemudian dimakamkan di Klaten pada Minggu, 13 Maret lalu. Karena kematian Siyono dianggap janggal, pihak keluarga kemudian minta bantuan PP Muhammadiyah mengadvokasi kasus itu. PP Muhammadiyah juga melibatkan Pemuda Muhammdiyah dan Komnas HAM untuk mencari titik terang penyebab kematian Siyono. (wmn/metr)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.