mentarinews.co.id -- Bagaimana Asal Mula Musik Campursari? Beberapa tahun yang lalu sosok Bapak Campurasari Indonesia Manthous
sangat terkenal sebagai seniman yang mempopulerkan aliran musik
campursari, yang sebenarnya adalah penggabungan dari beberapa alat musik
dan gamelan Jawa yang dimainkan secara bersamaan, sehingga menciptakan
warna musik tersendiri yang sedap ditelinga.
Aliran musik campursari ini pertama kali diprakarsai oleh Manthous (nama asli: Sumanto) yang tergabung dalam CSGK atau kepanjangannya Campursari Gunungkidul sebagai sponsor bus Maju Lancar yang berpangkalan di Siyono, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Manthous sendiri lahir di Playen, Gunungkidul pada tahun 1950. Sayang di tengah kesuksesannya itu Manthous harus berhenti bermusik karena terkena serangan stroke.
Kalau orang Jawa bilang, "Bar madang, gletha'an karo nglaras musik campursari pancen mak nyoss.." yang artinya kalau habis makan siang, tiduran sambil mendengarkan alunan musik campursari memang mantap.
Musik campursari sendiri biasanya menggunakan beberapa alat musik yang terdiri dari gamelan Jawa dan digabungkan dengan alat musik modern, seperti:
Salah satu lagunya Manthous (Pak Rebo)
Selain melestarikan budaya daerah, munculnya musik campursari juga memberikan warna tersendiri bagi para pecinta musik tanah air, khususnya para penikmat musik Jawa. Mari kita sebagai generasi muda ikut menjaga kelestarian budaya bangsa, agar jangan sampai saat budaya nenek moyang kita sendiri diakui orang lain, kita baru kebingungan sendiri.
Sekarang Manthous sudah meninggal dunia semoga amal ibadah almarhum diterima dan kesalah almarhum diampuni oleh Allah SWT, aamiin.
Hingga kini, musiknya masih digemari oleh banyak orang karena memang memberikan nuansa yang indah untuk didengarkan bahkan ketika sedang santai atau dalam acara tertentu dalam adat Jawa juga menggunakan musik ciptaan Bapak Manthous ini.
Memang sekarang banyak penerus untuk musik campursari namun masih tidak ada yang sebagus musik awal yaitu garapan manthous dan di jaman beliau masih hidup dahulu. (tepusorg)
Aliran musik campursari ini pertama kali diprakarsai oleh Manthous (nama asli: Sumanto) yang tergabung dalam CSGK atau kepanjangannya Campursari Gunungkidul sebagai sponsor bus Maju Lancar yang berpangkalan di Siyono, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Manthous sendiri lahir di Playen, Gunungkidul pada tahun 1950. Sayang di tengah kesuksesannya itu Manthous harus berhenti bermusik karena terkena serangan stroke.

Kalau orang Jawa bilang, "Bar madang, gletha'an karo nglaras musik campursari pancen mak nyoss.." yang artinya kalau habis makan siang, tiduran sambil mendengarkan alunan musik campursari memang mantap.
Musik campursari sendiri biasanya menggunakan beberapa alat musik yang terdiri dari gamelan Jawa dan digabungkan dengan alat musik modern, seperti:
- Slenthem
- Peking
- Kendhang
- Gong
- Bonang
- Suling
- Organ tunggal
- Gitar (kadang-kadang)
Salah satu lagunya Manthous (Pak Rebo)
Selain melestarikan budaya daerah, munculnya musik campursari juga memberikan warna tersendiri bagi para pecinta musik tanah air, khususnya para penikmat musik Jawa. Mari kita sebagai generasi muda ikut menjaga kelestarian budaya bangsa, agar jangan sampai saat budaya nenek moyang kita sendiri diakui orang lain, kita baru kebingungan sendiri.
Sekarang Manthous sudah meninggal dunia semoga amal ibadah almarhum diterima dan kesalah almarhum diampuni oleh Allah SWT, aamiin.
Hingga kini, musiknya masih digemari oleh banyak orang karena memang memberikan nuansa yang indah untuk didengarkan bahkan ketika sedang santai atau dalam acara tertentu dalam adat Jawa juga menggunakan musik ciptaan Bapak Manthous ini.
Memang sekarang banyak penerus untuk musik campursari namun masih tidak ada yang sebagus musik awal yaitu garapan manthous dan di jaman beliau masih hidup dahulu. (tepusorg)
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.