mentarinews.co.id -- Musim
penghujan tak hanya menjadi berkah bagi para petani. Datangnya musim
penghujan juga menjadi berkah bagi perajin peralatan pertanian atau
pande besi di Desa Kajar Wonosari Gunungkidul.
Suara besi dipukul-pukul langsung terdengar saat menginjakkan kaki di rumah Sis Anwar. Suara itu terdengar berirama. Memasuki bengkel pande besi yang berada di belakang rumah, kita langsung disuguhi pemandangan pekerja yang sedang menempa besi.
Batang besi yang menyala merah dipukul berulang-ulang secara bergantian. Setelah bentuknya pipih, sang empu kemudian memasukkannya lagi ke bara api.
Setelah melalui proses panjang, batang besi akhirnya berubah bentuk menjadi sebuah sabit. Tak berhenti di situ, sabit yang sudah selesai ditempa masih harus melalui proses penyelarasan, penghalusan dan penajaman.
Baru setelah dianggap tajam, sabit karya Sis Anwar ini diberi gagang dan siap dikirim. Tak hanya di Wonosari, produk-produk peralatan pertanian yang dihasilkan Sis Anwar ini juga merambah kota-kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua bahkan hingga Eropa dan Australia. "Pangsa pasar utama saya ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia," katanya saat ditemui di rumahnya, beberapa waktu lalu.
Pria yang mulai menekuni bisnis peralatan pertanian sejak 2007 silam ini mengaku, kebutuhan peralatan pertanian tak mengenal waktu. Setiap saat dibutuhkan warga, sehingga dirinya yakin usahanya ini akan tetap berkembang meski teknologi sudah maju.
Suara besi dipukul-pukul langsung terdengar saat menginjakkan kaki di rumah Sis Anwar. Suara itu terdengar berirama. Memasuki bengkel pande besi yang berada di belakang rumah, kita langsung disuguhi pemandangan pekerja yang sedang menempa besi.
Batang besi yang menyala merah dipukul berulang-ulang secara bergantian. Setelah bentuknya pipih, sang empu kemudian memasukkannya lagi ke bara api.
Setelah melalui proses panjang, batang besi akhirnya berubah bentuk menjadi sebuah sabit. Tak berhenti di situ, sabit yang sudah selesai ditempa masih harus melalui proses penyelarasan, penghalusan dan penajaman.
Baru setelah dianggap tajam, sabit karya Sis Anwar ini diberi gagang dan siap dikirim. Tak hanya di Wonosari, produk-produk peralatan pertanian yang dihasilkan Sis Anwar ini juga merambah kota-kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua bahkan hingga Eropa dan Australia. "Pangsa pasar utama saya ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia," katanya saat ditemui di rumahnya, beberapa waktu lalu.
Pria yang mulai menekuni bisnis peralatan pertanian sejak 2007 silam ini mengaku, kebutuhan peralatan pertanian tak mengenal waktu. Setiap saat dibutuhkan warga, sehingga dirinya yakin usahanya ini akan tetap berkembang meski teknologi sudah maju.
"Bisnis peralatan pertanian itu mengenal tiga musim, mulai dari
penggarapan lahan, perawatan dan masa panen. Ada peralatan-peralatan
khusus yang dibutuhkan pada ketiga musim itu," akunya.
Jelang musim penghujan
ini, bisnis Sis Anwar pun bergeliat lagi. Pesanan peralatan pertanian
untuk menyiapkan lahan berdatangan. Cangkul, sabit, golok, gathul banyak
dipesan agen karena kebutuhannya meningkat.
Produk-produk yang
dihasilkan Sis Anwar ini terjamin ketajaman maupun kualitasnya. "Jelang
musim penghujan ini meningkat sekitar 25 persen. Meski pesanan banyak,
saya tetap menjaga kualitasnya. Bahan bakunya tak asal-asalan, itu kunci
kita dalam berbisnis peralatan pertanian ini," ungkapnya. Produk-produk
pertanian karya Sis Anwar dihargai mulai Rp 360 ribu per kodi hingga
jutaan rupiah. "Saya tak memroduksi pesanan satuan, biasanya jualnya
kodian," cetusnya. (tribunjogja)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.