mentarinews.co.id -- Yogyakarta (29/12), Malam itu, Alun-Alun Utara, tempat penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) nampak ramai.
Ribuan pengunjung terlihat memenuhi ratusan stand yang tersebar di berbagai sudut alun-alun. Hingar bingar suara musik dan wahana permainan juga terdengar memenuhi telinga.
Namun, di salah satu sudut sebelah selatan sisi barat alun-alun, suasana nampak jauh berbeda 180 derajat. Sejumlah remaja nampak khusuk menyenandungkan lantunan lagu religi atau hadroh di atas panggung kesenian Sekaten yang nampak luas nan megah. Sayangnya, tak seperti sejumlah stand dan wahana permainan yang ramai pengunjung, panggung kesenian yang menampilkan musik religi ini justru sepi penonton. Nampak hanya segelinir pengunjung saja yang duduk beristirahat sambil menyaksikan penampilan di atas panggung dari kejauhan.
Hebatnya, para remaja pengisi acara itu tetap tampil sebagaimana biasanya. Mereka seperti tidak peduli meski tak ada penonton yang menyaksikan penampilan mereka. Sejak awal naik ke atas panggung hingga penampilan usai, mereka tetap tampil dengan santai. "Ya memang sangat disayangkan sih, tapi gak apa-apa lah. Namanya juga musik seperti ini. Jarang banyak yang suka. Kita maklum aja," ujar salah seorang penampil hadroh, Hanafi.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sejak awal memang berupaya menampilkan kesenian tradisi dengan melibatkan semua komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam panggung kesenian PMPS. Berbagai macam acara dikemas diantaranya adalah Pentas Seni Religi yang menampilkan potensi seni musik religi seperti hadrah, samroh dll ini. Musik religi dipilih agar ruh Sekaten pada awal mula penyelenggaraannya di jaman para Wali ratusan tahun silam tidak pudar. Dimana Sekaten merupakan bagian dari strategi syiar agama."Kalau hadroh seperti ini ya sepi mas. Coba kalau dangdut. Pasti ramai banyak penontonya," ujar Daryanto salah seorang pengunjung sekaten yang menyaksikan penampilan hadroh tersebut. (kr/wmn)
Ribuan pengunjung terlihat memenuhi ratusan stand yang tersebar di berbagai sudut alun-alun. Hingar bingar suara musik dan wahana permainan juga terdengar memenuhi telinga.
Namun, di salah satu sudut sebelah selatan sisi barat alun-alun, suasana nampak jauh berbeda 180 derajat. Sejumlah remaja nampak khusuk menyenandungkan lantunan lagu religi atau hadroh di atas panggung kesenian Sekaten yang nampak luas nan megah. Sayangnya, tak seperti sejumlah stand dan wahana permainan yang ramai pengunjung, panggung kesenian yang menampilkan musik religi ini justru sepi penonton. Nampak hanya segelinir pengunjung saja yang duduk beristirahat sambil menyaksikan penampilan di atas panggung dari kejauhan.
Hebatnya, para remaja pengisi acara itu tetap tampil sebagaimana biasanya. Mereka seperti tidak peduli meski tak ada penonton yang menyaksikan penampilan mereka. Sejak awal naik ke atas panggung hingga penampilan usai, mereka tetap tampil dengan santai. "Ya memang sangat disayangkan sih, tapi gak apa-apa lah. Namanya juga musik seperti ini. Jarang banyak yang suka. Kita maklum aja," ujar salah seorang penampil hadroh, Hanafi.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sejak awal memang berupaya menampilkan kesenian tradisi dengan melibatkan semua komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam panggung kesenian PMPS. Berbagai macam acara dikemas diantaranya adalah Pentas Seni Religi yang menampilkan potensi seni musik religi seperti hadrah, samroh dll ini. Musik religi dipilih agar ruh Sekaten pada awal mula penyelenggaraannya di jaman para Wali ratusan tahun silam tidak pudar. Dimana Sekaten merupakan bagian dari strategi syiar agama."Kalau hadroh seperti ini ya sepi mas. Coba kalau dangdut. Pasti ramai banyak penontonya," ujar Daryanto salah seorang pengunjung sekaten yang menyaksikan penampilan hadroh tersebut. (kr/wmn)

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.