0
WMN 2015 -- Jakarta (15/06), Pemberlakukan sistem pemilihan Rais Aam dalam Muktamar NU Ke-33 di Jombang, Jawa Timur, menjadi biang kerok pecahnya ukhuwah di dalam organisasi massa tertua nomer dua setelah Muhammadiyah ini. 


Sistem musyawarah mufakat atau ahlul halli wal aqdi (AHWA) dianggap belum bisa memenuhi legitimasi dari para kader di tingkat cabang dan wilayah. Padahal posisi Rais Aam membutuhkan legitimasi struktural NU.

"Jika tetap diterapkan sistem AHWA untuk Rois Aam, akan menimbulkan pertanyaan maksud dan tujuan PBNU. Nah, apakah PBNU dengan kepanitiaan SC yang dipimpin Slamet Effendi Yusuf akan melakukan hal seperti itu," ujar Koordinator Aliansi Santri untuk Muktamar Bersih (Asumsi) M Yunus Zainal, Rabu yang lalu (3/6).

Sistem AHWA, menurut dia, tidak akan memperkuat legitimasi Rais Aam di kalangan struktural NU. Sebagian besar pengurus cabang dan wilayah di seluruh Indonesia secara rasional ingin memilih pemimpinnya secara langsung baik untuk jajaran tanfidz maupun Rais Aam. "Ini semata-mata untuk perwujudan dari penguatan institusi organisasi secara utuh," tambahnya.

Ketika disinggung sosok Rais Aam ideal, Yunus menyebut, diperlukan figur pemimpin yang kuat mulai jam terbang tinggi di dunia internasional dan memiliki basis pengalaman yang matang dalam hal managerial organisasi NU. "Saya kira Rais Aam nanti nanti wajib memahami geo-ideologi, geo-politik, geo-ekonomi, berikut jaringan-jaringan pemeran utamanya. Jadi bukan hanya petapa, yang dihormati dan disegani karena keilmuannya," paparnya.

Muktamar NU Ke-33 akan digelar pada 1-5 Agusutus 2015 di empat Pondok Pesantren di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Yaitu Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Ponpes Mambaul Ma'arif, Denanyar, Ponpes Tebuireng, Cukir dan Ponpes Darul Ulum, Rejoso. (wmn/ok)

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top