Pelaksanaan Melasti diadakan sebelum acara Tawur Agung yang nantinya akan digelar di candi terbesar umat Hindu, yakni Candi Prambanan. “Secara Tradisi, Umat Gunungkidul melaksanakan Hari Melasti pada purnama ke sembilan di Pantai Ngobaran,” kata dia, Senin (22/2). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa secara historis Umat Hindu di Gunungkidul memiliki ikatan dengan pantai Ngobaran. Mereka mempercayai bahwa Pantai Ngobaran merupakan tempat Moksa Brawijaya V, yakni raja Majapahit terakhir. Dengan begitu umat Hindu di Gunungkidul menghormati leluhur dengan menjadikan Pantai Ngobaran sebagai napak tilas leluhur mereka.
Perayaan Melasti melalui beberapa prosesi diantaranya kirab persembahan berupa gunungan serta arca-arca dewa dari seluruh Pura yang ada di Gunungkidul, dilanjutkan dengan persembahyangan, kemudian yang terakhir melakukan prosesi Larung Saji ke laut Ngobaran. Ia menambahkan dalam prosesi Larung Saji, semua perangkat upacara dan umat Hindu harus menyentuhkan dirinya ke air laut dengan tujuan untuk mendapatkan kesucian kembali. (wmn/har)
“Harapannya dengan acara Melasti ini, kita semua dapat introspeksi diri, melepas segala hal negatif seperti kebencian, kata-kata dan perbuatan yang kurang baik. Supaya kita menjadi probadi yang lebih baik ke depannya,” katanya.
Acara tersebut tak hanya dihadiri oleh umat Hindu Gunungkidul saja, namun juga beberapa pejabat daerah Kecamatan Saptosari, jajaran Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul, serta warga setempat.

Post a Comment
Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.
Note: only a member of this blog may post a comment.