0
WMN 2015 -- Yogyakarta (26/06), Muhammadiyah sebagai Organisasi Muslim terbesar dan tertua di Tanah Air, belakangan ini memang gencar merealisasikan mobil nasional. Seperti dikutip dari Reuters yang mewawancarai Ketua Komite Ekonomi Muhammadiyah, Syafrudin Anhar.


Anhar dan sekelompok kecil profesor ekonomi Muhammadiyah bulan ini baru saja melakukan konferensi selama tiga hari di Palembang untuk menyusun draft rencana 'perang ekonomi' untuk lima tahun mendatang. Setelah rampung, cetak biru itu akan dimintakan persetujuan pada Muktamar Muhammadiyah ke 47 pada bulan Agustus di Makassar, Sulsel.

Skema pengembangan mobnas yang diinisiasi dalam bentuk gerakan rakyat bertajuk Jihad Konstitusi ini akan melibatkan sekolah-sekolah kejuruan Muhammadiyah. Sebelumnya memang telah membuat beberapa prototipe, yang selama ini dikenal dengan nama Esemka. "Salah satu dari prototipe itu menggunakan energi surya," kata Bambang Setiadji, salah satu Profesor Universitas Muhammadiyah Solo (UMS). Masih menurut Bambang, untuk mendirikan industri seperti itu tidak sulit. "UMS telah mencetak banyak insinyur industri otomotif yang kualitasnya bisa bersaing dengan insinyur dari China," tandasnya.

Diharapkan niat baik Muhammadiyah mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo untuk memproduksi Esemka secara massal tahun ini dibawah kerjasama antara Indonesia dengan perusahaan China yang bertujuan untuk memakai 80 persen komponen lokal. Keinginan Muhammadiyah untuk bergerak lebih jauh dalam bidang ekonomi dan korporasi, dikutip dari Reuters, karena organisasi dengan pengikut 30 juta penduduk ini meyakini harus berperan melindungi Indonesia dari kebijakan-kebijakan kapiltalistik dan globalisasi, yang menurut mereka lebih menguntungkan investor asing daripada pengusaha dalam negeri.

"Muhammadiyah kini berada di tengah perjuangan antara sistem ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi sosialis," kata Syafrudin Anhar, dalam wawancara dengan Reuters. "Dunia tidak akan mencapai perdamaian dan kemakmuran melalui intrik politik, tetapi melalui keseimbangan ekonomi," lanjutnya. (wmn/oto)

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan karena Tulisanmu Harimaumu. Komentar Sobat adalah Pendapat Pribadi, tidak mewakili Pendapat Redaksi Website Mentari News (WMN). Komentar yang mewakili redaksi Website Mentari News hanya melalui akun Mentari News. Selamat Berkomentar Sobat.. Salam Indonesia Berkemajuan.

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top